Setir Bisnis

Artikel, Tips, Inspirasi Bisnis Indonesia

Siapakah yang disebut Entrepreneur, apakah termasuk Anda?

Definisi Entrepreneur

Untuk mempelajari Entrepreneurship lebih mendalam, maka sebelum itu wajib hukumnya kita mengetahui dulu dong apa itu Entrepreneur. Entrepreneur berasal dari 2 kata, yaitu bahasa Perancis “entre” dan “prendre”. Sebutan ini digunakan pertama kali pada abad ke-18. Sebutan ini untuk orang yang sebagai “perantara” atau beberapa pihak dalam proses perdagangan.

Namun, seseorang yang bernama Richard Cantilon (1680-1734), dipercaya sebagai orang pertama kali yang menggunakan sebutan ini sebagai “Entrepreneur” dengan arti seseorang yang mau dan berani menanggung resiko dalam perekonomian.
                                       
Siapakah yang disebut Entrepreneur, apakah termasuk Anda?Pada zaman itu, Entrepreneur dianggap sebagi seseorang yang berani menanggung resiko yang terjadi ketika perdagangan antara pemasok (supplier) dan pembeli (customer). Namun seiring perkembangan zaman yang terjadi, ternyata ekonomi tidak hanya berkembang pada sector pertanian dan perdagangan saja,  banyak sekali industry baru seperti manufaktur, industry kreatif, perikanan, wisata, dll, dan arti “Entrepreneur” pun semakin tahun juga semakin berkembang.

Banyak sekali definisi Entrepreneur di zaman ini, namun saya dapat menyimpulkan dari beberapa referensi definisi Entrepreneur itu berarti orang yang memiliki cara-cara kreatif dan unik (tidak dilakukan orang lain) untuk mengolah sumber daya yang terbatas menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Arti Entrepreneur

“An Entrepreneur is someone who specializes in taking judgmental decisions about the coordination of scare resources.” Casson (2003:20). Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan bahwa Entrepreneur yaitu seseorang yang ahli dalam mengambil keputusan dalam pengkoordinasian sumber daya yang terbatas.
Jika Anda sadari dari definisi teresbut, tidak selalu ada kaitannya dengan bisnis, pengusaha sukses, dsb. Namun lebih dari itu pegawai negeri sipil, anak sekolah, mahasiswa, maupun pensiunan, yang memiliki jiwa kreatif dalam mengolah sumber daya yang terbatas untuk kepentingan dan manfaat bersama, itulah Entrepreneur.

“An Entrepreneur is someone who specializes in taking judgmental decisions about the coordination of scare resources.”

Coba Anda perhatikan kembali arti entrepeneurship menurut Casson tersebut, dan berikut akan saya jelaskan dari kata-kata diatas:
  1. Someone; adalah seseorang, bukan suatu grup atau organisasi
  2. Who specialize; menjalankan fungsi keahlian bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri namun bagi orang banyak.
  3. In taking judgmental decision; berani mengambil keputusan yang berbeda dengan orang lain kebanyakan, dalam situasi yang sama
  4. About the coordination; melakukan dan mengupayakan pemanfaatan berbagai sumber daya atau sumber daya yang terbatas untuk dijadikannya lebih bermanfaat dari sebelumnya
  5. Of scare resources; sumber daya langka yang dikoordinasikan tidak berdasarkan besar kecilnya perusahaan atau institusi yang dikelola. Entrepreneur yang menjalankan perusahaan besarpun tetap berupaya untuk meminimalkan pemakaian sumber daya.


Kesimpulan:

  1. Entrepreneur diambil dari bahasa Perancis “entre” dan “prendre”
  2. Entrepreneur pertama kali oleh seseorang yang bernama Richard Cantilon (1680-1734)
  3. Pada zaman dahulu Entrepreneur berarti seorang penggerak perekonomian
  4. Entrepreneur ahli dalam mengambil keputusan berbeda dengan orang lain
  5. Entrepreneur ahli dalam mengkoordinasi sumber daya yang terbatas
  6. Entrepreneur tidak selalu terkait dengan pengusaha sukses

(*Afiev)

Bahan Referensi Artikel:

Wahyudi, Sandy. (2012). Entrepreneurial Branding and Selling: Road Map Menjadi Entrepreneur Sejati.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahasia Senyuman yang dalam Menjual


Apa yang Anda rasakan ketika kedatangan seorang sales? Risih, enggan berlama-lama, atau justru asyik bercengkrama dengannya? Kemungkinan ketika si sales tersebut bisa membuat Anda nyaman, dia memiliki trik jitu yang dapat memikat Anda untuk bercengkrama dan akhirnya Anda pun membeli produk darinya.

Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang tidak senang ketika mereka mendapatkan senyum yang tulus dari seseorang. Ketika Anda mendapatkan senyum, Anda pasti merasa dihargai, dihormati, dan dicintai bukan? Itulah mengapa semua orang suka apabila mendapatkan senyuman, bahkan beberapa hewan seperti primata pun dapat membedakan orang yang senyum dengan tulus atau senyum palsu. Menarik bukan?

So, ketika Anda dalam konteks menjual, apa yang seharusnya Anda lakukan untuk mendapatkan “hati” dari prospek atau pelanggan Anda? SENYUM. Ya, itulah jawabannya. Namun senyum seperti apa yang dapat menjual itu?

Tersenyumlah mulai awal hingga akhir pertemuan Anda dengan pelanggan Anda. Walaupun ketika dia marah tetap berlakulah ramah dan memberikan solusi dengan senyuman. Dalam arti ini senyum Anda harus TULUS. Mengapa saya tulis besar dan tebal, karena banyak sekali sales yang memiliki senyum yang manis namun tidak benar-benar tulus atas sunyumannya tersebut. Akhirnya, memang benar mereka melakukan penjualan barang, namun pelanggan tersebut jarang sekali yang menjadi pelanggan tetap yang melakukan repeat order.
Mengapa saya menginginkan Anda menjual dengan senyuman yang tulus, karena dalam senyuman tulus, ada gelombang energi yang lebih besar. Seperti magnet, semakin besar daya tariknya, maka semakin banyak dan semakin besar pula yang dapat ia tarik. Sama hukumnya dengan senyuman Anda.

Bagaimana untuk menciptakan senyuman yang tulus, benar-benar tulus. Maka satu saran dari saya adalah niatkan dan katakan dalam hati Saya senang bersama Anda”.Jika Anda sudah nyaman dengan prospek Anda, maka bukan lagi terbentuk perbincangan antara penjual dan pembeli, namun pembicaraan antar sahabat yang saling menguntungkan. Walaupun toh nantinya orang itu tidak membeli produk Anda, saya yakin dia akan merekomendasikan Anda kepada rekannya yang lain, paling tidak dia akan selalu mengenang Anda. Catatan, berilah ia kartu nama Anda agar mudah mengingat Anda. 

Lantas apa yang manfaat dari senyuman tulus tersebut. Seperti sudah tertulis diatas,senyuman tulus dapat membuat peluang rezeki Anda bertambah banyak dan besar, mungkin nampaknya sedikit berlebihan, namun itulah faktanya. Dan perlu Anda ketahui, senyuman Anda akan dibalas sama dengan pelanggan Anda, jika Anda tulus, maka ia akan tulus pula begitu senyum Anda palsu-hanya untuk menghormati dan sopan, maka tunggu saatnya Anda dibalas dengan seyum palsu pula dari prospek atau pelanggan Anda. (*Afiev)

Rahasia Open Body Language dalam Selling

Rahasia Open Body Language dalam Selling

Dalam proses menjual, selain Anda menjelaskan dengan kata-kata, pasti Anda akan menjelaskan dengan bahasa tubuh kan. Dan berdasarkan penelitian bahasa tubuh mempengaruhi 55% keputusan seseorang untuk yakin terhadap si pembicara, atau dalam konteks ini adalah penjual. Lalu bagaimanakah bahasa tubuh yang efektif digunakan untuk melakukan penjualan, yaitu bahasa tubuh yang terbuka. Bagaimanakah itu?

Refleksikan bahasa tubuh yang terbuka itu dengan:
Menjelaskan dengan telapak tangan keatas (palm-up). Ketika anda menunjuk ke bagian-bagian yang ada dalam brosur Anda, sebisa mungkin perhatikan posisi telapak tangan Anda menegadah ke atas. Ini dapat memberikan pelanggan Anda kepercaayan atas Anda. Karena di beberapa Negara barat, telapak tangan terbuka ini dianggap bahwa ia aman dan tidak membawa senjata. Beda dengan tangan yang dikepal atau disembunyikan dibelakang punggug, kira-kira apa persepsi Anda untuk yang seperti itu?

Kancing jas terbuka. Ketika Anda menggunakan jas, dan sedang berbicara secara personal, bukan diatas panggung, maka ada baiknya untuk membuka kancing jas Anda. Selain merefleksikan bahwa Anda adalah pribadi yang terbuka dan dapat dipercaya. Hal tersebut dapat mengurangi kegerahan Anda. #Serius

Rahasia Open Body Language dalam Selling
Tidak menyilangkan kedua tangan dan kaki. Ini adalah paling menujukkan apakah Anda orang yang terbuka atau tidak. Ketika Anda berbicara, usahakan untuk tidak menyilangkan tangan atau kaki Anda, atau bahkan dua-duanya. Kecuali untuk perempuan yang menggunakan rok yang pendek, hal ini dapat di wajarkan di beberapa situasi tertentu. (*Afiev)

Cara Deal dengan Pelanggan dalam 1 Menit


Untuk membuat presentasi singkat yang efektif dan ampuh, yang harus Anda lakukan adalah menterjemahkan fitur-fitur dan fungsi dari produk atau jasa Anda kedalam manfaat yang bermakna bagi pelanggan.

Fitur adalah “produk seperti apakah itu?”-sedangkan manfaat adalah “mengapa seseorang tertarik / peduli pada produk itu?”
Hal ini sangat penting karena seseorang pembeli akan membeli ketika mereka menemukan manfaat yang dapat ia dapatkan jika membeli produk itu, bukan secanggih atau sebagus apa produk tersebut.

Ambil contoh mudah, ketika Anda senang bermobilisasi sangat sering di dalam kota dengan cepat, maka yang anda butuhkan adalah mobil yang berukuran sedang, bahkan kecil untuk memudahkan Anda bermanuver ketika macet. Percuma jika kebutuhan anda mobilisasi tersebut Anda menggunakan mobil sport mewah dengan body carbon yang ringan, walaupun dia memiliki kecepatan puluhan kali lebih cepat, namun tetap saja kebutuhan Anda hanya untuk di dalam kota, bukan untuk balapan di trek.

Hati-hati dalam menterjemahkan fitur kedalam manfaat, karena banyak sales atau marketing membuatnya menjadi kacau bahkan tidak nyambung. And dapat mempelajari karakteristik pelanggan Anda di 2 Tipe Dasar Pelanggan Anda. Contoh yang sering saya gunakan adalah “ada sebuah rumah pojok, dengan halaman luas, dan banyak jendela di rumah tersebut” jika Anda menjual dengan kalimat persis seperti demikian, maka akan sangat kecil kemungkinannya orang akan membeli.

Namun beda halnya ketika kalimat tersebut diubah menjadi “ada sebuah rumah pojok dimana disana akan ada halaman luas yang bisa Anda gunakan untuk bersantai, bermain dengan keluarga, bahkan untuk perkumpulan keluarga besar, rumah pojok ini juga memiliki banyak jendela yang berarti akan lebih banyak intensitas cahaya matahari yang masuk menerangi rumah Anda, dan otomatis Anda dapat menghemat listrik dari penggunaan lampu pada siang dan sore hari.”


Pertanyaannya, dapatkah sekarang Anda mulai mengubah gaya presentasi Anda menjadi sesuatu yang lebih menarik dan “bermanfaat” bagi pelanggan Anda? Selamat mencoba. (*Afiev)

Ingin Sukses Menjual: Gunakan Ekspresi Wajah (Facial Expression)


Gunakan ekspresi wajah untuk memberikan penekanan pada perkataan Anda. Penekanan ini tidak selalu pada semua kata-kata Anda, hanya tekankan pada bagian pesan yang penting bagi Anda yang Anda ingin pelanggan Anda tahu bahwa pesan itu penting. “produk ini benar-benar beda dengan yang lain bu, produk ini bisa membersihkan kerak-kerak hanya dalam waktu 5 detik!” ketika Anda mengatakan 5 detik pastikan menggunakan ekspresi wajah yang meyakinkan dan mendukung penjelasan Anda. Seperti badan condong ke pelanggan, mata agak melotot, dan melakukan penekanan pada suara.
“Wah, itu luar biasa bu!”, ketika Anda ingin menujukkan kekaguman Anda pada pelanggan Anda, tunjukkan itu dengan alamiah. Jangan pernah membuat-buat kekaguman palsu. Ketika menunjukkan kekaguman atau pemahaman pastikan mulut dan bibir Anda menyerupai O agak lama, dengan mata terbelalak, dan gerakan tangan terbuka dan menengadah, bukan menyilangkannya. Jangan sampai Anda berkata “wah, saya sampai kaget bu!” seperti robot-tanpa ekspresi -_-

Ekspresi wajah memberikan kesan positif. Anda akan tampak seperti manusia, bukan seperti robot yang kaku dan dingin. Anda akan dinilai oleh pelanggan Anda sebagai orang yang hangat, sportif, jujur, penuh pengertian & perhatian, dan terbuka.

Tanpa ekspresi wajah memberikan kesan negatif. Apabila Anda berbicara tanpa menggunakan ekspresi wajah, maka pelanggan Anda seperti mendengarkan siaran radio yang kaku dan membosankan. Dan tanpa ekspresi wajah, kesan yang ditimbulkan adalah pribadi yang dingin, tertutup, kurang empatik, munafik, dan tidak jujur.

Mengapa harus ekspresi wajah. Manfaat menggunakan ekspresi wakah telah saya paparkan diatas. Lalu apakah hanya dengan ekspresi wajah saja yang dapat memberikan kesan diatas, sebenarnya tidak hanya itu, aka nada banyak sekali cara untuk membuat Anda terkesan positif di depan pelanggan Anda, salah satunya dengan menggunakan open-body language dalam selling. Selain itu juga intonasi, pemilihan kata-kata, kesesuaian bahasa dengan budaya orang yang sedang diajak berbicara. Dengan menguasai berbagai hal tersebut Anda bukan hanya dapat menjadi penjual yang menarik, namun dapat menjadi teman, orang tua, pasangan, dan guru yang menarik bagi orang lain.

Bagaimana berlatih untuk dapat menjadi ekspresif. Ekspresif ini dipengaruhi banyak oleh gender dan kepribadian. Perempuan memiliki wajah yang lebih ekspresif dibandingkan laki-laki, karena perempuan kodratnya adalah untuk bersosialisasi, dimana kesehariannya diisi oleh berkomunikasi dengan teman-teman atau rekan mereka, sehingga mereka jauh lebih banyak meilihat dan  mempraktekkan (sadar maupun tidak sadar) ekspresi wajah tersebut. Untuk perempuan, tidak perlu banyak berlatih untuk dapat menjadi pribadi yang ekspresif, hanya perlu berlatih menyadari ekspresi wajah yang sedang ia alami. Dengan kesadaran ini, maka ia akan menjadi lebih teratur dan bijaksana dalam menggunakannya.

Lalu bagaimana dengan laki-laki, sebagian besar dari laki-lakii memiliki ekspresi wajah yang datar ketika mereka berkomunikasi. Mereka perlu latihan khusus untuk mempraktekkan ekspresi wajah. Laki-laki lebih sulit untuk membaca dan mempraktekkan ini karena dasarnya mereka jarang sekali berhubungan dengan orang lain dengan intens. Oleh karena itu perlu adanya latihan khusus seperti:
  1. Googling di internet ekspresi senang, marah, sedih, kaget, takut, dan lain sebagainya.
  2. Membaca buku mengenai ekspresi wajah, saya sarankan membaca buku dari Paul Ekman-Ahli dalam ekspresi wajah dan mendeteksi kebohongan
  3. Mempraktekannya langsung dalam pembicaraan sehari-hari, untuk melenturkan dan membiasakan otot-otot wajah agar terbiasa pada waktu yang sesuai. Jangan sampai Anda tertawa ketika yang lain bersedih, dan bersedih ketika yang lain tertawa (kalimat terakhir ini lelucon saja.hehe). (*Afiev)

Mengapa “Stroberi” Menarik Para Cewek

Mengapa “Stroberi” Menarik Para Cewek

Pernahkah Anda lewat di toko aksesoris yang serba pink? Brand apa yang terbersit di benak Anda? Toko apakah itu? Ya, itulah outlet aksesoris untuk para remaja perempuan-Stroberi. Dalam outlet tersebut dijual berbagai perlengkapan fashion wanita. Selain menjual dari brand lain, di Stroberi juga menjual produk dengan brand Stroberi.

Nuansa yang sangat kental dengan perempuan itu ternyata mampu membuat perusahaan ini menjadi salah satu fashion brand dan outlet yang sukses. Remaja perempuan dengan usia 10-20 tahun telah mengetahui brand ini, dan  mereka menjadi pelanggan aksesoris Stroberi ini. Mengapa bisa demikian? Mari kita simak penjelasan secara psikologis dibawah ini.

Hukum timbal balik. Beberapa waktu lalu dan kemungkinan hingga sekarang, Stroberi menyediakan member card. Dengan member card ini, pelanggan akan mendapatkan potongan 10% tiap pembelanjaannya. Dan 20% jika melakukan pembelian pada saat hari ulang tahun. Untuk para perempuan, apakah ada yang tidak tertarik dengan potongan harga?. Apalagi di Stroberi terkenal dengan harga yang terjangkau dan yang kualitas yang baik.

Hukum kontras. Kontras ini berarti ada sesuatu yang berbeda dengan yang lain. Itu berarti selain menjual aksesoris kecil, Stroberi juga menjual sandal, sepatu, dan tas. Penjualan tambahan yang kontras dengan aksesoris itu rupanya menjadi daya tarik tersendiri bagi perempuan. Mereka selain membeli aksesoris sebagai tujuan utamanya, mereka juga membeli produk lain sebegai komplementer atau karena kecintaannya terhadap brand Stroberi itu sendiri.


Teori Impression. Stroberi melakukan Self-Enhancement di tiap outletnya. Self-Enhancement juga dapat diartikan sebagai penambahan kulitas, dan value. Yang dilakukan oleh Stroberi adalah dengan memasang lagu-lagu khas anak muda yang sedang trend, memasang cermin di banyak tempat, desain interior yang menarik, dan seragam pegawai yang sesuai dengan tema. Dengan lagu-lagu yang trend maka pelanggan akan merasa bahwa apa  yang terdapat pada outlet tersebut adalah fresh.Dengan memasang banyak cermin, ini berangkat dari latar belakang karakteristik perempuan yang tak dapat lepas dari cermin. Desain interior dan seragam pegawai yang catchy juga membuat perempuan tertarik karena pada dasarnya perempuan suka dengan hal yang unik dan dapat menarik perhatian.  (*Afiev)

10 Cara Mengungkap Kebohongan Seseorang

10 Cara Mengungkap Kebohongan Seseorang

Berbohong adalah pekerjaan yang sulit.

Dimana seseorang harus menjaga keselarasan dalam segala tanda-tanda kebohongan; tanda-tanda di wajah, gerakan tubuh / gestur, gerakan kaki; begitu sulitnya menjadi penipu. Untuk berbohong dengan jujur (berbohong yang dapat dipercayai), Anda harus menjaga semua detail dari seluruh cerita Anda dengan selaras. Tidak hanya itu, Anda harus menceritakannya dengan bahasa tubuh yang sesuai. Anda harus menjaga keseluruhan segala tanda-tanda emosional yang dapat menyebabkan gagalnya kebohongan.

Sangat sulit menceritakan cerita palsu, dan pasti Anda berpikir bahwa akan mudah untuk menangkap pelaku kebohongan. Itu tidak benar, karena para ahli pun masih sering salah dalam menilai pelaku kebohongan, karena kebohongan itu ada banyak macam, dan kejujuran hanya ada satu macam.

Jadi apa yang dapat dilakukan? Dengarkan lebih dalam, untuk para pemula. Ketika pembohong lebih cenderung menggunakan kata-kata daripada bahasa tubuh atau body language. Ada banyak sekali tanda kebohongan itu bocor, mulai dari pemilihan kata, tinggi rendahnya nada suara, sampai alur ceritanya.

Berikut adalah 10 cara yang sering digunakan pembohong untuk memalsukan atau membelokkan kebenaran, so Anda dapat lebih dapat lebih sadar terhadap kebohongan di sekitar Anda:
  1. Pembohong akan mengulangi pertanyaan dengan pertanyaan yang sama.Hei Joni, apakah kamu sudah mengirim email ke Andi? Apakah aku sudah mengirim email ke Andi? Kalau ini adalah respon dari si Joni, Anda mendapatkan jawabannya-dia belum mengrimkannya. Mengulangi pertanyaan dengan lengkap sama dengan pertanyaan yang diajukan adalah taktik untuk memberi waktu kepada si pembohong untuk mendapatkan beberapa waktu berpikir untuk mencari jawaban palsu. Dalam percakapan alami, orang akan mengulangi beberapa bagian dari pertanyaan saja, ini wajar terjadi. Namun ketika mengulangi semua bagian dari pertanyaan ini adalah hal yang aneh dan sebenarnya tidak perlu-mereka telah mendengar Anda pertama kali.
  2. Pembohong akan memakai nada bertahan. Jika Joni langsung menjawab pertanyaan dengan merendahkan suaranya dan bertanya, apa maksudmu?,suatu kebohongan mungkin sedang dalam proses pengerjaan. Jawaban secara curiga atau pertahanan seperti ini tidak biasanya disebut jika hendak mengatakan kejujuran, dan mengindikasikan bahwa dia sedang menutupi sesuatu-apakah itu adalah kejujuran atau sikapnya kepada Anda ketika bertanya pertama kali.
  3. Pembohong tidak akan menggunakan kata-kata singkat dalam pengelakannya. Bill Clinton merupakan salah satu contoh klasik terhadap apa yang pemeriksa (interrogator) sebut “non-contracted denial” atau penyangkalan dengan cara memperpanjang kata-kata yang seharusnya dapat disampaikan secara singkat. Ketika Bill Clinton mengatakan “I did not have sexual relationship with that woman” penambahan ekstra penegasan yang tidak perlu tidak akan ditemui pada pernyataan jujur. Ia mungkin akan dinyatakan jujur jika mengatakan “I didn’t have sex with her” – lebih singkat tanpa tambahan kata-kata penegasan yang tidak perlu. Clinton berbicara lebih banyak daripada yang ia sadari ucapkan.
  4. Pembohong bercerita dalam kronologi yang kaku. Untuk membuat ceritanya lurus, pembohong melaporkan cerita secara berurutan dan kaku. Mereka tidak ingin diketahui detail-detail lain dari ceritanya, sehingga mereka menceritakan secara detail bahkan saat tidak ditanyakan. Tapi hal seperti ini tidak biasanya ditemui pada pembicaraan yang wajar atau jujur. Kita bercerita seingat kita, dan wajar ketika kita menambahkan detail-detail lain dibagian-bagian tertentu yang kita lewatkan sebelumnya. Karena hal tersebut wajar dalam proses pengingatan informasi, karena mengingat suatu kejadian sangat dekat halnya dengan emosi yang dirasakan pada saat itu. Seringnya adalah kita menceritakan sesuatu yang kita anggap paling emosional, bukan pada segala detail-detail yang kaku.
  5. Pembohong suka memperhalus kata. Sangat manusiawi sekali jika kita tidak ingin terlibat dalam perbuatan yang salah. Ini sangat berhubungan dengan kebohongan, siapa yang tidak malu untuk mengakui perbuatan salahnya. Itu sebabnya mereka menggunakan kata-kata yang lebih halus-daripada mengatakan “aku tidak mencuri dompet itu” mereka mungkin akan mengatakan “aku tidakmengambil dompet itu”. Jika suatu saat Anda bertanya secara langsung kepada seseorang dalam suatu kejadian lalu ia mengganti kata-kata Anda dengan kata-kata yang lebih halus, siap-siap pasang antenna sinyal kebohongan!
  6. Pembohong melebih-lebihkan (me-lebay-kan) kejujuran mereka. “Jadi inilah sejujurnya…” “Sejujurnya…” “Aku bersumpah padamu…” ya, ketika seseorang menggunakan pernyataan demikian sebelum mengatakan sesuatu yang ia anggap kejujuran, maka ini adalah kesempatan baik untuk mereka menyembunyikan sesuatu. Belajar kepada hal dasar dari perilaku seseorang merupakan sesuatu yang penting dalam situasi ini, antara lain: yang ingin Anda dengar apakah jawaban normal ataukah penggunaan frasa/kata yang dapat menyinggung Anda? Tidak perlu untuk menambah pernyataan seperti diatas ketika seseorang ingin berkata jujur, jadi tetaplah waspada.
  7. Pembohong menggunakan “kata ganti orang” yang membingungkan. Dalam berbicara sehari-hari kita hampir tidak memperdulikan kata ganti orang. Namun pembohong dalam aksinya, ia tidak ingin kebohongannya terbongkar, oleh karena itu ia menggukanan kata ganti orang dengan sangat cermat dan teliti. Ia mungkin mengatakan “kamu tidak menuntut gaji ketika kamu tidak kerja kan?” daripada mengatakan dengan jelas “aku tidak minta gaji kalau aku tidak kerja”
  8. Pembohong menggunakan pendahuluan yang panjang namun memendekkan inti kejadiannya. Ketika pembohong ingin membangun kredibilitas, dia akan memberi kesan bahwa ia menceritakan fakta sebanyak mungkin. Seorang peneliti Avionam Sapir menemukan bahwa orang yang seorang penipu akan menambah banyak detail dan fakta di prolog mereka, tapi hampir meniadakan atau memendekkan pesan inti yang seharusnya disampaikan. Pendengar yang jeli dapat melihat bagian yang janggal ini, dan ia dapat bertanya kepada detail yang tak tersampaikan pada inti cerita dari si pembohong.
  9. Pembohong memberi penyangkalan sangat spesifik. Kita telah berdiskusi di atas, bahwa seseorang pada dasarnya tidak ingin diketahui jika ia melakukan kesalahan. Jadi kita dapat kita lihat bahwa pembohong menyampaikan ceritanya adalah dalam bentuk bagian demi bagian, bukan secara langsung membuka semuanya. “aku tidak berbohong padamu” itu adalah pernyataan dari kejujuran, dan kebohongan biasanya akan mengatakan “aku sama sekali tidak pernah membohongi seorangpun seumur hidupku”, dapat disimpulkan lebih lebay dan lebih tertata.
  10. Pembohong memberi pagar pada pernyataan mereka. Ini sering terdengar pada kesaksian di pengadilan, tokoh-tokoh politik yang sering kita dengar,dan hampir tiap saat dalam acara-acara interview di TV. Mereka yang duduk pada kursi panas tersebut memberikan pernyataan “sejauh yang saya ingat…” “jika Anda benar-benar mengerti maka…” “yang saya ingat adalah…” pernyataan dengan “pagar” atau bendungan ini tidak sepenuhnya menjadi indikator kebohongan, namun penggunaan yang berlebihan dapat dicurugai bahwa seseorang itu tidak benar-benar lupa terhadap apa yang ia sampaikan, namun ia hanya ingin merasa aman ketika mengatakan hal tersebut. Karena jika kelak ada tuntutan, ia dapat dengan mudah berkata bahwa dahulu ia mengatakan apa yang ia ingat pada saat itu.
Bahkan tanpa mampu dengan baik melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah, menjadi pendengar yang jeli pun dapat cukup baik dalam mendeteksi kebohongan dari pemilihan kata yang digunakan para pembohong. (*Afiev)

Daftar Pustaka
Meyer, Pamela.  Lie Spotting
Ekman, Paul (1992). Telling Lies: Clues to Deceit in The Marketplace, Politics, and Marriage. Norton & Company, Inc, New York.

Cara Efektif Mempromosikan Brand Baru

brand kunci sukses berbisnis mengembangkan brand merek dagang


Brand adalah sesuatu yang penting dalam bisnis. Banyak perusahaan yang mati-matian mengeluarkan upaya agar brandnya di kenal. Cara-cara tersebut ditempuh mulai dari yang gratis sampai harus merogoh kocek milyaran. Karena brand adalah kunci untuk memenangkan hati pelanggan pertama kali.

Pada artikel kali ini saya akan memberikan cara efektif untuk membangun brand Anda dengan efisien. Efisien disini dapat dikatakan tanpa modal banyak, namun memang menuntut upaya yang lebih dari pemilik usaha. Cara ini cocok untuk usaha kecil menengah dan usaha menegah. Karena biasanya bisnis yang berskala besar menggunakan jasa orang lain.


1. Gunakan semaksimal mungkin network / jaringan Anda

Hal yang dapat Anda lakukan adalah dengan membuat daftar nama. Daftar nama disini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui seberapa banyak potensi Anda mempromosikan brand Anda.
Daftar nama tersebut dapat Anda buat di excel. Daftar nama yang paling mudah dan sederhana yang  Anda buat adalah dari daftar kontak telepon Anda. Setelah kontak telepon Anda, Anda dapat menambahkan daftar teman BBM, facebook, chat, dsb.

Setelah daftar nama Anda terkumpul sebanyak-banyaknya (ini tergantung seberapa besar niat Anda mempromosikan brand Anda) mulailah memprioritaskan nama orang-orang yang berpotensi untuk pengembangan usaha Anda. Anda dapat  mengklasifikasikannya berdasarkan orang yang pandai bicara, orang yang memiliki bisnis serupa, atau mungkin keluarga dan teman dekat Anda.


2. Berikan tester produk kepada calon pelanggan. 

Memang tidak semua produk dapat diambil testernya, contoh: meubel, kita tidak mungkin membawa produk besar kemana-mana, mungkin Anda dapat membawa contoh potongan kayu atau hanya katalog produk saja tidak masalah.

Manfaatkan daftar nama diatas adalah pada tahap ini, Anda dapat memberikan tester kepada orang pilihan Anda diatas. Tujuan pemberian tester ini adalah untuk mengetehui feedback dari calon pelanggan, selain itu mereka tentu akan mengetahui bahwa Anda memiliki produk tersebut bukan?

Dengan mereka mengetahui produk / jasa Anda, Anda dapat memberikan kartu nama kepada mereka dan beberapa tester tambahan, dan sampaikan kepada mereka untuk membantu Anda memberikan tester tambahan tersebut kepada keluarga atau teman mereka yang lain. Dan jangan lupa memberikan kartu nama atau informasi dimana mereka bisa menghubungi Anda ketika mereka tertarik dengan produk Anda.

Dengan cara ini, maka jaringan pengguna produk Anda akan meluas. Memang tidak semua orang akan benar-benar bersedia membantu Anda, namun akan ada beberapa orang yang akan tulus membantu Anda. Ini kembali lagi ke seberapa banyak daftar nama dan pemberian tester produk kepada orang yang ada pada daftar nama tersebut. Tidak ada bisnis baru yang langsung berhasil kan?

Dari berbagai pengalaman Anda memberikan tester tersebut tentunya nanti Anda akan mendapat banyak masukan baru, masukan baru yang mungkin tidak pernah terpikir oleh Anda sebelumnya. Dan dalam proses ini jadilah lebih senang mendengar, karena feedback dari customer adalah hal yang sangat berharga jika Anda sadari. (*Afiev)

3 Tahapan Sebelum Pelanggan Membeli

3 Tahapan Sebelum Pelanggan Membeli

Pernahkah Anda bertanya kepada diri Anda ketika deal dengan pelanggan Anda, kemudian Anda bertanya “mengapa dia bisa membeli produk saya?”. Menarik bukan, dibawah ini adalah tahapan dari pembeli sebelum memutuskan untuk membeli produk. Jika Anda dapat mengetahui rahasia ini, Anda akan dapat mengembangkan presentasi bisnis Anda untuk dijadikan suatu sistem yang Anda dapat ulangi kapanpun dengan mudah karena telah mengetahui tahapannya.

1. Rasa penasaran. 

Ketika Anda mulai mempresentasikan produk atau jasa Anda, pasti pelanggan Anda akan merasa penasaran  tentang apakah yang Anda jual sebenarnya, apa manfaatnya, berapa harganya, dsb. Pada tahapan ini Anda dapat mempercantik beberapa bagian presentasi Anda dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan kepada pelanggan Anda “Menurut Anda mengapa produk ini penting untuk dimiliki para ibu?” dengan pertanyaan demikian otomatis Anda telah mengajak pelanggan Anda untuk ikut terlibat dalam menganggap produk tersebut itu penting.  

Pada saat inilah Anda dapat menambahkan beberapa fakta dan testimonial menarik untuk mendukung jawaban yang pelanggan Anda kemukaan untuk membuatnya lebih penasaran dan membuka pemikirannya untuk berdiskusi dengan Anda.

2. Paham. 

Setelah Anda memberikan informasi dan saling berdiskusi, maka mengenai produk atau jasa yang Anda sedang tawarkan, maka ia akan berada pada tahapan paham terhadap produk Anda. Tahapan ini ditandai dengan ia bertanya lebih dalam  dan detail tentang produk yang Anda tawarkan. 

Atau Anda dapat mengkonfirmasi tingkat kepahaman mereka dengan cara bertanya kembali kepada mereka “kira-kira menurut ibu, ketika ibu memiliki produk ini, akan digunakan seperti apa?”  dengan bertanya demikian Anda sudah mendapatkan jawaban apakah mereka paham dan apakah mereka telah memiliki bayangan akan menggunakan produk Anda.

3. Keputusan.

Ketika pelanggan Anda telah melewati tahap kedua, maka paling tidak ia telah membayangkan manfaat yang akan ia dapatkan dan apa yang akan ia lakukan dengan produk atau jasa Anda. Pada tahap ini Anda hanya perlu finishing touch yaituibarat seseorang sudah mau untuk ikut Anda ke sumur, Anda tinggal mendorongnya sedikit agar dia kecemplung (maaf contohnya agak eksrim, supaya memudahkan memahami.hehe). 

Jadi yang harus Anda lakukan adalah mengajaknya membeli “jadi ibu mau membeli barang ini satu atau dua dulu?” “kira-kira pembayarannya cash atau pakai credit card bu?”Jangan sampai melewatkan tahapan ini sia-sia dengan secara terus menjelaskan
tanpa mengajaknya membeli. (*Afiev)